Sabtu, Desember 31, 2011

DUKUNGAN PESTA TAHUN BARU


Menjadi suatu hal yang biasa kala tahun baru terselenggara sebuah perayaan. Belahan-belahan dunia secara serentak melaksanan prosesi pesta untuk merayakan tahun baru. Berbagai model pesta digelar dimana-mana dengan pertunjukan kembang api, konser, dan sebagainya. Bahkan di titik-titik kota, pergelaran acara dalam perayaan tahun baru sampai besar-besaran.
Hal tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur bagi penduduk dunia pada umumnya. Namun oleh satu kalangan, hal demikian dianggap buruk karena terdapat unsur penghambur-hamburan uang untuk sesuatu yang sia-sia. Terlebih dalam pandangan ulama islam yang melihatnya sebagai kemaksiatan oleh sebab polah manusia yang buruk dalam pesta, disamping adanya perayaan tersebut mengandung unsur ishraf.
Kekontranan mereka dengan adanya perayaan tahun baru ditimbulkan karena pesta dikatakan terlalu banyak dana yang dihabiskan untuk penyuksesan pesta. Menurut mereka, akan dirasa lebih baik jika dana tersebut dibagi-bagi kepada orang miskin, anak yatim, dan orang-orang tak mampu. Terlebih kepada rakyat Indonesia yang masih terpuruk masalah kemiskinan, dana tersebut bisa digunakan untuk membantu mereka.
Memang benar hal demikian menguntungkan di satu sisi, karena adanya pesta ialah menghibur manusia, namun di sisi lain dirasa merugikan bagi orang-orang miskin yang membutuhkan bantuan. Namun perlu diketahui, semua barang dalam perayaan pesta disiapkan dari membeli produksi masyarakat, baik barang maupun jasa, dimana hal tersebut --bisa dikatakan-- termasuk upaya menanggapi kesejahteraan rakyat dan pengentasan pengangguran dan kemiskinan.
Menurut saya, perayaan tahun baru dengan menggelar pesta bisa menjadi baik untuk semua pihak. Adanya pesta tidak merugikan orang miskin, namun sebaliknya, ia bisa menjadi menguntungkan untuk mereka. Dikatakan menguntungkan, dengan syarat jika parayaan pesta melibatkan meraka yang miskin. Maksudnya, barang-barang yang diperlukan untuk pesta --berupa alat, makanan, minuman, dan jasa-- bisa meminta orang miskin untuk ikut andil dalam membuatnya. Partisipasi warga miskin ditonjolkan dalam hal ini.
Selain itu, kaum miskin sendiri dapat menciptakan kreasi untuk bisa digunakan dalam penyuksesan pesta. Mereka bisa membuat barang dan jasa dengan dibantu kaum-kaum kompeten. Tentunya instansi atau pemerintah dapat menyuguhkan dan menyediakan bantuan dana untuk usaha itu. Dengan demikian, perayaan tahun baru dengan pesta, meski besar-besaran, bukan menjadi penghibur manusia satu kalangan saja, tetapi ia juga bisa menjadi kebahagiakan bagi kaum miskin.

0 comments:

Posting Komentar