BEHEL FASHION

Lihat yah ^^

OPAC UIN SUKA

Nyari buku di Perpus UINJOG

FACEBOOK

Tampang fb gua!

POETRY

Senja Di Pantai

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, Oktober 28, 2011

Melankolis Cinta

Kisah pergulatan cinta muda-mudi yang sering tak seirama dengan keinginan, tak jarang membuat drop semangat jalani hidup. Hati pikiran yang penuh dihinggapi persoalan cinta, tampak terasa hampa dari hal-hal yang bermanfaat. Walhasil, output yang keluar hanya sambat gresulo (keluh kesah) kalimat-kalimat lebay.
Kadang, bahkan sudah biasa, hidup mereka jadi melulu sibuk mecari pasangan yang baik dan baik. Berpindah dari satu jantan ke jantan yang lain, atau dari satu babon (betina) ke babon yang lain, dengan dalih mana yang lebih baik. Justru yang demikian malah mengontaminasi jiwa hati pikiran ke posisi yang tak karuan, sehingga kewajiban menuntut ilmu menjadi terbengkalai dan pada akhirnya berantakan yang menimbulkan penyesalan.

Kamis, Oktober 27, 2011

GUS

GUS
Oleh : Zam Anharaz

            Benar saja para santri pada angguk-angguk manut nuruti apa kata maunya. Lha wong dia seorang Gus, yang notabene-nya putera Kyai yang sangat dihormati dan segani, panteslah dia juga dihormati oleh mereka yang mengais ilmu pada Abahnya.
“Kang, ambilin itu!”
“Bikinin ini, Kang!”
“Kang, beli’in itu!”
“Kerjain ini, Kang!”
Halah, kata-kata itu saja yang kerap kali terlontar dari mulutnya. Memang sih, sebagai santri yang menuntut ilmu sayogyanya bersikap ta’dzim terhadap segala hal yang berhubungan dengan  ilmu, supaya lebih gampang ngedapetin banyak ilmu yang bermanfaat juga barokah. Mulai dari memulyakan ilmu itu sendiri, memulyakan kitab, pengarangnya, memulyakan ahli ilmu, para ulama’, memulyakan kyai sebagai pengajar ilmu, tak terkecuali menghormati putera-putera beliau. Akan tetapi, karena seringkali para santri meladeni semua kemauannya, hal itu yang membuat sang putera kyai menjadi manja, bahkan sampai bertingkah semena-mena.
“Kang, siapin ini. Cepet!”
“Minta itu e, Kang!”
“Kang, anterin aku. Cepet ah!”
“Bawain ini e, Kang. Cepet ah cepet!”
Akibatnya, santri-santri harus mau nuruti semua perintahnya. Kalau sampai mereka enggan, atau hanya keliru sedikit akan perintahnya, diapun tak segan ngamuk-ngamuk kebakar jenggot dalam  kesemena-menaannya. Walhasil, mau tak mau, ya kudu diladeni lah sesuai dan sepersis keinginannya.
#
            “Eh, kalian sregep amat belajar bareng,” sapa Gus Ipul pada segerombol santri.
“Nggeh a, Gus. Besok kan pengumpulan terakhir tugas Bahasa Indonesia, kita rampungin aja bareng-bareng,” tanggap salah satu dari mereka.
“Loh, tugas yang mana tho?”
“Yah, malah pikun. Yang ditugasin buat kliping itu loh, Gus.”
“Oh iya ya, napa bisa lupa, aku!” Gus Ipul garuk-garuk kepala.
“Heleh!” tukas mereka.
“Hehehe. Emb... berhubung kalian lagi belajar bareng, sekalian tugasku dikerjain, yah. Buatin kliping,” pintanya.
“Yeee... Ini kan tugas individual Gus, bukan kelompok. Jadi di sini pada ngerjain sendiri-sendiri lah...”
“Tapi ndak apa-apa kan, aku minta dikerjain kalian. Udah deh, buatin aja!” sinis Gus Ipul dikit maksa.
Nggeh nggeh, Gus.” Pada akhirnya mereka mengiyakan saja.
“Nah, gitu kan lebih baik,” meringis menang.
#
            Tampang yang cukup mendukung, disertai kapasitas kecerdasan yang lumayan, membuat seseorang terbiasa berlagak sombong. Apalagi kalau-kalau orang tersebut adalah anak dari orang terhormat yang keinginannya selalu bisa terpenuhi, gampang saja ia berlaku semaunya. Demikian pula yang terjadi pada Gus Ipul. Bermodal hal itu, dirinya menjadi bertingkah polah semaunya.
            “Fuich, capek juga abis keluyuran.” Gus Ipul menjatuhkan badan di tumpukan selimut santri.
“Dari mana aja toh Gus, kok baru pulang malem?” sahut Feri di sampingnya.
“Biasa lah, maen ke rumah temen-temen.”
“Temen siapa? Temen-temen sampeyan kan ada di sini semua.”
“Ya temen luar pondok tho. Kan bukan Cuma ada di pondok aja.”
“Halah! Nggak takut apa kalo Abah sampeyan tau?”
“Syut! Moga aja nggak ngerti. Ngger diem ae.”
“Ya bisa aja ngerti kalo sampeyan keluyuran terus gini. Bakal dicincang-cincang kau!” Feri mengingatkan.
“Ya ya ah. Cerewet banget sih.”
Ngati-ngati aja sampeyan,” kembali Feri mengingatkan.
“Oke oke! Udah ah. Mending kamu penggilin si Sutad aja deh. Suruh ke sini dia!”
“Mau ngapa?”
“Ya biasa lah.”
“Mijit-mijit???
Hayah kebiasaan!” sedikit sebel Feri.
“Si Sutad lagi ada kegiatan musyawarah tuh,” lanjutnya mengabari.
“Udah... panggilin aja!” maksa raut muka Gus Ipul.
“Tapi kan nggak boleh keluar dulu kalo kegiatan belum rampung.”
“Bilang aja disuruh aku! Susah amat.
Cepetan ah, nggak sah pake ribet!” omelnya.
“Ya ya, Gus,” pasrah Feri mengiyakan, melihat Gus-nya udah mendelik.
“Cepet!!!” bentak Gus Feri.
“Eh iya iya...”
Nah, kalau sudah begini, si santri musti manut ngeladeni apa omong maunya. Kalau saja sampai menolak, bisa dipastikan bakal diterkam abis si santri. “Eh sekalian bikinin minuman dingin, gih,” satu pintanya lagi.
“Huft...”
#
            Kapanpun dan dimanapun, manakala seorang Gus Ipul membaur kumpul bersama santri-santri, pasti ada-ada saja kemauan dan keinginan yang harus dipatuhi. Yang inilah, yang itulah, yang ginilah, yang gitulah. Harus ditaati, diiyakan, diladeni, dituruti dan kudu dilaksanaken. Namun lama-kelamaan, keadaan sedemikian inilah yang membuat para santri enggan berdekatan dengannya dan cenderung menghindar. Bagaimanapun juga, mereka bosen dan jengkel juga kan disuruh-suruh terus seperti itu.
            “Heh, kok mrengut?” sapa Kang Ramlan, abdi ndalem yai, pas melihat Gus Ipul pasang raut muka sebel di muka ndalem.Ada gerangan apa tho, Gus?” lanjutnya.
“Huh! Sebel banget,” geram Gus Ipul jengkel. “Napa mereka pada ngacir pergi bila ngeliatku nongol?” celotehnya.
“Hihihi... Mereka siapa tho, Gus?”
“Si bocah-bocah santri sini lah.”
“Owh. Lah kok bisa?”
“Mana ku tau.”
“Emb... Takut sama kau kali, Gus.”
“Takut gimana?”
“Takut ama taringmumu itu. Ntar nek mbok cokot! Wkwkwkx...”
“Heh! Nggak ada taring iku maujud!” semburnya melotot. “Nggak segitunya lah. Yang bener dong, Kang,” melasnya.
“Qiqiqi... Gus Gus... belum sadar, ya?”
“Maksudte? Belum sadar gimana???” tanya ketidaktahuannya.
“Iya kan. Belum sadar kalo lakumu itu yang ngebuat mereka ngilang bila kau datang,” terang Kang Ramlan.
“Hem??? Laku yang mana, tho?”
“Hayah! Belum sadar juga?”
“Heh, emang mereka aku apain?” ucapnya tanpa merasa salah.
“Yeah... Kamu kan semena-mena nyuruh-nyuruh mereka terus. Seenakmu saja pada mereka,” jelas Kang Ramlan. Gus Ipul termenung.
“Emb...” berpikir merenung, mengoreksi diri.
“Iya tho?” Kang Ramlan meyakinkan.
“Sampe’ segitunya, ya...” ucapnya pelan, tampak baru sadari.
“Ya iyalah. Jengkel banget mereka.”
“Terus gimana?” tanyanya minta solusi.
Lha embuh. Terserah kamu lah mau gimana. Pengen keadaan lebih baik apa biarin gini aja?
“Emb... Caranya?”
“Cara apa?”
“Ya caranya biar lebih baik lah, Kang...”
“Pikir sendiri aja.” Kang Ramlan cabut angkat kaki.
“Eh Kang, malah pergi.”
#
            Tatkala seseorang bertindak salah, berbuat keliru, bersikap dan bertingkah polah menyimpang dari suatu nilai dan norma, maka pengucilan adalah satu dari sekian cara yang efektif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Hal demikian pula yang dialami oleh Gus Ipul. Sikap sifatnya itu memaksa orang-orang di sekeliling melakukan pengucilan terhadapnya. Tak heran jika dirinya menjadi resah dan susah menghadapi perlakuan mereka akan itu. Namun akhirnya ini cukup berhasil membuat seorang Gus Ipul sadar akan kelakuan yang diperbuat selama ini. Tak hanya itu, dirinya juga ingin bertingkah dengan bersikap lebih baik. Keinginan itu diwujudkan oleh lakunya terhadap santri-santri dengan memperlakukan mereka sebagaimana menghormati.
            “Eh Kang, monggo iki loh ada jajan,” tawar Gus Ipul akan sekerdus makanan saat menyapa segerombolan santri di teras pondok. “Yuk, disantap bareng-bareng, yuk!” cuapnya bersahabat. “Ayo dong, ndak usah ewuh-ewuh...” ajaknya.
“Eh iya, Gus...” Tapi nampaknya para santri ragu untuk menyomot jajan tawaran Gus Ipul. Secara, mereka heran kan melihat Gus-nya lain dari biasanya. Kelihatan dan terasa aneh bila Gus-nya berlaku baik pada mereka.
“Kok ragu! Nggak tak racuni kok...” guyonnya.
“Tumben, Gus,” satu santri memberanikan diri berceloteh.
“Iya, Gus. Tumben-tumben kau nawari kita makanan. Biasanya kan kamu yang minta jajan dari kita,” tambah yang lain membuka kartu.
“Syuuut...! hehehe... Lagi berbaik hati ni.”
“Ow, bagus deh. Tapi bener kan, Gus?” mereka memastikan.
“He’eh. Mosok nggak percaya tho,” tanggapnya.
“Yang bener???” was-was mereka tanya lagi.
“Iya iya, ndak bo’ong...” Gus Ipul meyakinkan.
“Syukurlah...” lega mereka. “Emb... Berhubung mumpung sampeyan lagi berbaik hati, sekalian bikinin minum buat kita, gih. Jajanmu bikin seret tenggorokan nih,” pinta mereka. “Tapi yang dingin ya, Gus...” tambahnya. “Kalo perlu, bawain juga jajan yang banyak. Semua maeman seisi dalem -mu juga boleh. Hehehe...  Eh, abis itu, ntar kita dipijit-pijit, yah. Emb... terus... (bla bla bla...)”
Gubrak!!!

Sabtu, Oktober 22, 2011

sufi

Bacaan Inspiratif -16 Oktober 2011

IBRAHIM DAN KEMATIAN

Saat Malaikat Maut datang menemui Nabi Ibrahim untuk mengambil nyawanya. Ibrahim
bertanya, “Apa kau pernah melihat seorang kekasih mematikan orang yang dikasihinya?”
Tuhan menjawab Ibrahim, “Apa kau pernah melihat seorang kekasih tak mau pergi menjumpai orang
yang dikasihinya?”

DOA TAHLIL


بسم الله الرحمن الرحيم

اَلحَمْدُ لله رَب العالمين حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه علي كل حال حمدا يوافي نعامه ويكافئ مزيدة يا ربنالك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك سبحانك لا نحصي ثناءعليك انت كما اثنيت علي نفسك اللهم صل وسلم علي سيدنا محمد واله واصحابه اللهم اك الحمد واليك المشتكي وانت المستعان وعليك التكلان ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم اللهم توبا توبا لك يا ربنا وعوبا لا يغادر حوبا اللهم انا نسئلك بحق نبيك ورسولك سيدنا محمد صلي الله عليه وسلم اللهم اعنا علي ذكرك وشكرك وحسن عبادتك اللهم انا نسئلك العفو والسلامة والعافية في الدين والدنيا والاخرة اللهم وتقبل واوصل ثواب ما قرءناه من القران الكريم و ما هللنا و ما سبحنا و ما استغفرنا و ما تصدقنا و ما صلينا علي سيدنا محمد صلي الله عليه وسلم هدية واصلة ورحمة نازلة وبركة شاملة الي حضرة حبيبنا و شفيعنا وقرة اعيننا محمد صلي الله عليه وسلم وعلي اله واصحابه وازواجه وذرياته واخوان من الانبياء و المرسلين و الملائكة المقرين و الشهداء والصالحين والعلماء العاملين والي ارواح الاولياء الله المتقدمين خصوصا الي سلطان الاولياء الشيخ عبد القدير رضي الله عنه والمتاخرين و ا لي ارواح الاولياء التسعة خصوصا الي روح الشيخ سيد جعفر صادق سونان قدس رادين عمر سعيد سونان مورييا رادين شاهد سونان كالي جاكا والي ارواح علماءه المتقدمين والمتاخرين والمفسرين والمحدثين و الي ارواح العلماء قدس الله اسرارهم ونور ضرائحهم ويعلي درجاتهم وامدنا بمددهم واعادعلينا من بركاتهم والي ارواح جميع اهل القبور من المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات من مشارق الارض ومغاربها برها وبحرها خصوصا اباءنا وامهاتنا واجدادنا وجداتنا ومشايخنا ومشايخ مشايخنا ولمن اجتمعنا ههنا بسببهم وخصوصا الي روح ونخص خصوصا والي ارواح اصحاب الحقوق علي وعلينا كلهم غفر الله ذنوبهم ونور قبورهم وستر عيوبهم ووسع مدخلهم وجعل الجنة مثواهم اللهم اغفرلهم وارحمهم وعافيهم واعف عنهم واجعل الجنة مثواهم اللهم ان كانوا محسنين فزد في احسانهم وان كانوا مسيئين فتجاوز عن سيئاتهم ولقهم برحمتك ورضاك وقبهم فتنة القبر وعذابه اللهم اجعل قبورهم روضة من رياض الجنان ولا تجعل قبورهم حفرة من حفر النيران اللهم انزل الرحمة والمغفرة والنعمة والراحة علينا وعليهم وعلي جميع اهل القبور من المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات ارفع لهم الدرجات وضعف لهم الحسنات وكفر عنهم السيئات اللهم اغفر لحينا وميتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وكبيرنا وذكرنا وانسانا اللهم اجعل القران لنا في الدنيا قرينا وفي القبر مونسا وفي القيامة شفيعا وعلي الصراط نورا والي الجنة رفيقا ومن النار سترا وحجاتا والي الخيرات كلها دليلا واماما بفضلك وجودك وكرامك يا اكرم الاكرمين ويا ارحم الراحمين اللهم اجعل سيئاتنا وسيئاتهم سيئات من احببت ولاتجعل حسناتنا وحسناتهم حسنات من ابغضت يا الله يا مقلب القلوب ثبت قلوبنا علي دينك اللهم سلمنا واياهم والمسلمين من افات الدنيا وعذاب الاخرة ومن فتنتهما وبليتهما وفضيحتهما انك علي كل شيء قدير اللهم طول عمرنا في طاعتك وصحح اجسادنا في عبادتك وثبت ايماننا واقض حوائجنا في الدين والدنيا والاخرة انك علي كل شيء قدير وبالاجابة جدير اللهم انا نسئلك حسن الخاتمة ونعوذ بك من سوء الخاتمة اللهم انا نسئلك رضاك والجنة ونعوذ بك من سخطك والنار اللهم انا نسئلك علما نافعا وعملا متقبلا ورزقا حلالا طيبا اللهم انا نعوذ بك من علم لاينفع وقلب لايخشع ودعاء لايسمع ومن نفس لاتشبع ومن شر هؤلاء الاربع اللهم نور قلوبنا بنور هدايتك كما نورت الارض بنور الشمس ابدا ابدا وعلمنا بما ينفعنا وانفعنا يا رب بما علمتنا واجعل عملنا خالصة بوجهك الكريم برحمتك يا ارحم الراحمين يا رب بالمصطفي بلغ مقاصدنا واغفرلنا ما مضي يا واسع الكارمين ربنا ظلمنا انفسنا وان لم تغفر وترحمنا لنكونن من الخاسرين ربنا لاتزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة انك انت الوهاب ربنا اغفر لنا ولاخواننا الذين سبقون بالايمان ولاتجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا انك رؤوف الرحيم ربنا هب لنا من ازواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين ايماما ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم وتب علينا يا مولانا انك انت التواب الرحيم وصلي الله علي سيدنا محمد واله وصحبه وسلم سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.