BEHEL FASHION

Lihat yah ^^

OPAC UIN SUKA

Nyari buku di Perpus UINJOG

FACEBOOK

Tampang fb gua!

POETRY

Senja Di Pantai

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, Juli 02, 2012

Terinjek-Injek (Kutipan Holiday Diary)


Siang tadi, aku baru nginjek aspal Kudus. Rasanya agak terinjek-injek malah, diri. Bagaimana enggak, melulu aku disinggung perihal bisnis berjenis MLM yang pernah aku tawarin ke satu kawan pondok. Sudah menjadi berita umum bila MLM itu menipu dan merugikan karena “Masuk Langsung Mlarat”. Terbukti dari muculnya ia, sedari lama, telah banyak menelan korban hingga sama sekali tak diuntungkan. Hal ini karena kebanyakan dari mereka yang menyandang strategi MLM sangatlah menjatuhkan member melalui metodenya; sistem bagi hasil dengan iming-iming yang tak realistis, adanya tutup point yang semakin jauh dan sulit untuk mendapati hasil, dan lain-lain, dan lain-lain.
Iya, memang benar demikian. Namun yang perlu mereka selidiki, PT. Melia Nature Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan sistem pemasaran Multi Level Marketing ialah mempunyai keunggulan sistem yang cukup menguntungkan para member, dan ia dikata sebagai tandingan MLM “buruk” yang menyuguhkan keuntungan  dan bukan iming-iming.
Sebagai pengalaman orang-orang yang trauma akan MLM, kiranya perlu mempelototi penjelasan secara detail tentang MNI (Melia Nature Indonesia). Ah, langsung pada permasalahan yang biasa didera member MLM, bahwa mereka sering dirugikan dengan adanya sistem tutup point oleh sebab tak memenuhi target penjualan. Kita tahu suatu produk tidak selalu diminati oleh semua orang, sehingga dalam satu waktu yang telah ditentukan, belum tentu dan pasti dapat habis terjual. Konsekuesinya, si member harus menambal kekurangan pada produk yang seharusnya terjual dalam sebuah kurun waktu itu, supaya bonus yang telah dijanjikan dapat diterima tangan. Akan tetapi masalahnya, biasanya tutup point yang perlu dibayarkan adalah lebih besar harganya daripada jumlah bonus itu sendiri.
Selain itu, bonus-bonuspun keluar dalam hitungan perbulan. Ini menjadi masalah plus, mengingat seorang member yang juga manusia mempunyai kebutuhan yang perlu dipenuhi sehari-hari. Karena bonus yang keluar adalah perbulan, disamping adanya terget-terget penjualan yang seringkali mengharuskan tutup point, maka takaran pendapatan dan pengeluaran biaya hidup hari seorang member tidaklah proporsional. Jelas karena pengeluaran pasti lebih besar dari pendapatan yang sedikit, bahkan rugi.
Memandang gejala sempak terjang beberapa atau banyak MLM di Indonesia ini yang sedemikian rupa, MNI muncul dengan tetap membawa MLM namun menawarkan sistem bagi hasil yang baik dan selayaknya bagi member. Bukan sekedar layak, namun cukup menguntungkan. Permasalahan yang biasa menjangkiti member, tidak lagi ada dan terhapus dari sistem MLM dari MNI, yakni bayaran satu hari kerja, tak ada tutup point karena member tidak diharuskan atau perlu berjualan produk, dan 3 jenis bonus yang ditunjukkan ialah kesemua realistis, --menengok MLM kanan-kiri yang menyuguhkan banyak bonus namun tak masuk akal-- bukan lagi hanya iming-iming (reward) berupa mobil mewah, rumah mewah, dan kapal pesiar yang sangat sulit untuk direalistiskan.
Ah sudahlah, ngapain aku promosi di sini. Toh aku juga sudah loyo (lebih tepatnya males) untuk aktif dalam mengerjakan bisnis ini. Bukan masalah ini MLM yang lihai berbual (jika boleh berkata demikian sebagaimana simpulan saya atas pengalaman orang-orang), --MNI bagus, aku tilik (lihat)—tapi ada tanggungjawab yang telah dipangku yang harus aku prioritaskan. Yah, begitulah...
Aih, semoga teman-teman mengetahui, agar aku tak lagi dicelotehi kesuksesan bisnis MLM yang satu bulan lalu ku tawarkan pada satu orang kawan, namun dari mulut ke mulut hingga tersebarlah ke mulut teman-teman.
01/07/12