BEHEL FASHION

Lihat yah ^^

OPAC UIN SUKA

Nyari buku di Perpus UINJOG

FACEBOOK

Tampang fb gua!

POETRY

Senja Di Pantai

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, Februari 01, 2014

Belum Berhasil Mengatakan Lombok itu Bisa Bikin Mencret

Saya belum berhasil (bukan mengatakan selalu gagal) memahamkan seseorang kalau semisal mengkonsumsi lombok secara berlebihan dan terus-menerus itu bisa menyebabkan mencret. Tapi yang nyantol di kepala ia: meresepi makanan dengan banyak lombok itu merupakan kebiasaan dan kesukaan, seperti misalnya suatu daerah yang memiliki ciri khas manis pada makanannya.
Tidak salah memang, melainkan terjadi pengertian yang belok di sini. Nyimpang dari tujuan yang dimaksud (perkataan saya). Slewah dari perbincangan. Agak gak nyambung. Salah-salah, sobek, dan mati aku, yang dipaham malah: "Kalau enggan sudah tidak mau lagi dan keberatan menemani ke pasar, ya sudah!"
Bukan. Bukan itu. Aduh. Saya ingin mengatakan makan lombok banyak secara konsisten itu bikin perut muntah lewat bawah. Bukan maksudnya menyalahi hobi makan lombok atau aku enggan mau lagi nganter beli lombok ke pasar. Bukan...
nnnggg.. Gini. Gamblangnya, aku gak bisa selalu ada. SELALU ADA, bukan enggan mau ada. Aku gak selalu ada nemenin dan gak selalu ada buat.. Mengapa? Karena aku perlu berhemat dan tidak pergi-pergi. Tweet-ku pernah berkicau: Kita, ada waktunya buat sendiri, ada waktunya buat yang lain. Saya, ada waktunya buat kamu, ada waktunya buat egois. :-) Jangan merasa sendiri dan tidak ada yg peduli ketika suatu kali seseorang tidak bisa menemani.
Aku perlu berhemat, karna bahan bakar motorku gak berlimpah. Aku perlu tidak pergi-pergi karna semua warung tidak mampu aku mem-bos-i setiap hari. Tentu tak mengapa aku itu direpotin. Tapi kalau sering, aku juga kepayahan, lempoh, tak bisa jalan. Aku mengantisipasi biar gak maksain diri buat ngesot demi memenuhi hasrat seseorang. Masak tega? enggak kan.. Makanya saranku perlu belajar nyebrang di jalan raya sendiri, belajar nunggang motor. Supaya mobilitasnya simpel. Gak perlu aku datang dari jauh. Tapi salah-salah lagi malah di-lain arti dan jadi: "Aku minta anter sama temenku cowok ini.." fffh. *mendengus dalam dan panjang*
Rasa-rasanya seseorang masih nggak ikhlas kalau aku nggak bisa nemenin total kemauan ia. Masih salah arti. Tentu susahlah aku.