BEHEL FASHION

Lihat yah ^^

OPAC UIN SUKA

Nyari buku di Perpus UINJOG

FACEBOOK

Tampang fb gua!

POETRY

Senja Di Pantai

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, Agustus 28, 2013

Misi Saya Telah Selesai


26 Agust 2013

Baru saja hari lalu, 24 jam mundur dari pukul 10.00 WITA sekarang ini, saya melaksanakan misi saya. Misi utama saya dalam kunjungan ke Manado, yaitu menjadi wali nikah bagi kakak perempuan saya, Fahriyal Fitriyana. Tidak ada Bapak, apalagi simbah, cuman saya yang didatangkan dari Jawa dalam keperluan ini, sekaligus/di samping untuk mengobati kekangenan Ibu kepada saya yang memang sudah tinggal di Manado sini, makanya cukup lama saya di sini, sebulan lebih.
Kemarin saya menjadi wali nikah, menandatangani sebagai wali nikah, meskipun pelaksanaan akad nikah saya wakilkan kepada pihak KUA, mempertimbangkan saya belum mempelajari redaksi dalam prosesi sebuah akad nikah. Memang saya tidak terlalu ambil pusing sebelumnya, hanya berpatokan televisi dalam adegan akad nikah. Maka apabila ada perbedaan tata cara dalam susunan redaksi dalam prosesi akad nikah –apalagi di sini berbeda adat dengan Jawa--, sama sekali saya belum pengalaman.
Calon suami kakak saya (sekarang sudah menjadi suami), Arya Lukmana, Makassar punya, orang bugis. Tapi sedari kecil sudah ada di Manado mengikuti orang tua yang bertugas intel di Manado. Dua tahun yang lalu, kakak saya menyusul Ibu ke Manado. Sempet kuliah sebentar, sekarang jadi guru madrasah Ibtidaiyah, kemudian bertemu jodoh baru-baru entah berapa bulan yang lalu. Tentu ada perbedaan adat antara Makassar dengan Jawa, ditambah Manado yang sekarang ditinggali.
Ibu saya lumayan fanatik kejawen, tapi tidak konsisten. Di pihak laki-laki pun memegang adat bugis. Sempet mengalami perselisihan sulit. Bukan antara Jawa dengan bugis, tapi Ibu dengan kakak saya terkait pihak laki-laki harus nurut dengan adat Jawa. Tapi saya bilang, Ibu tidak konsisten dengan prinsip kejawenan-nya. Saya beberapa kali melehno/ngewelehno pitutur-pitutur Ibu dengan hati-hati, mengingat watak beliau yang ngotot dan ora keno ora, kalau sudah terpojok akhirnya bilang: “seng salah ki ancen mbok’em kabeh” atau kalau bukan “alah..!”
Jadi, besok saya pulang. Balik Jogja 29 Agust!